Tampilkan postingan dengan label wahabi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label wahabi. Tampilkan semua postingan

Orang Wahabi Jangan Baca Ini Agar Tidak SEWOT

Aku Bosan dengan wahabi,aku muak dengan wahabi aku benci wahabi,kata kata seperti ini sering kali aku dengar kalau pas lagi bereng ngumpul sama teman teman.
Aku kira hanya aku seorang yang sebel sama orang wahabi,sibuk mikirin faham wahabi yang semakin dipelajari semakin gak ketahuan ngalor wetan-ne temor berek-e alias amburadul.
Apalagi pas kalau ada orang wahabi komentar di blog Blogger sunni yang lagi membongkar kedog Wahabi wih...hihihi...orang wahabi kayak orang kebakaran jenggot,dia mencaci maki membela faham wahabi dengan cacian dan kata kata kotor yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Postingan yang di Posting oleh Blogger sunni.

(Anda bisa melihat kata kata kotor para kaum wahabi yang tidak berakhlaqul karimah di sarkub.com,http://mahrusaligpl.blogspot.com/,Situs Blogger Muslim)
Kata kata mereka dan tingkah laku mereka sungguh sangat tidak sesuai dengan Apa yang tlah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Sudah lama saya sering berdebat dengan orang wahabi,baik berhadap hadapan maupun lewat internet,namun sayangnya sampai saat ini masih belum ada yang bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan dalil oleh orang orang wahabi/salafi yang katanya selalu berpegang teguh kepada alqur'an dan hadits.
aku rasa mereka harus membuat nama baru saja,nama salafi dan wahabi sudah sangat jelas SESATNYA.
WAHABI/SALAFI adalah islam palsu,pembawa kehancuran islam dari dalam dan antek nasrani sejati,adik ipar syi'ah.
hemm..sepertinya sedikit lega deh,setelah mengeluarkan uneg uneg yang tertahan.
so..buat kaum wahabi dan siapapun yang berfaham wahabi,harap kalau komentar yang enak,yang baik dan pakailah dalil,agar kita (kaum muslimin yang waras ini gak ikut stres kayak kalian).
read more

Wahabi Dan Sunni Mungkinkah Bisa Bersatu

Mungkinkah Sunni Dan Wahabi Bisa Bersatu?
Pertanyaan seperti ini banyak dilontarkan oleh orang orang yang masih belum begitu faham mengenai faham wahabi,sejarah berdirinya wahabi dan sepak terjang kaum wahabi.
Saya juga sering menjumpai banyak komentar seperti diatas dibeberapa situs yang membahas ahlus sunnah wal jama'ah (ASWAJA/SUNNI) dan Salafi/Wahabi.
Kenapa mereka mempunyai pendapat seperti itu?
Mereka mempunyai pendapat seperti dikarenakan mereka tidak mengetahui dan memahami apa itu wahabi,bagaimana sejarah berdirinya wahabi,siapa yang mendirikan wahabi,siapa panutan wahabi,bagaimana sepakterjang wahabi.
Yang selalu tidak bisa berdamai dan bersatu itu adalah golongan wahabi sendiri,bukan golongan sunni.
Sunni adalah kelompok islam yang paling benar dan paling besar,lalu kenapa wahabi berpecah diri dan memecah belah golongan islam sunni dengan dalih bid'ah dan dengan angkara murka sampai sampai mengumpat,membunuh bahkan sampai mengebom orang islam yang tidak sefaham dengan mereka,seperti yang dilakukan golongan wahabi kepada kaum sunni?
kata Bid'ah adalah sesuatu yang sangat jelek dalam agama islam,sesuai dengan sabda rasulullah SAW

كُلُّ بِدْعَةٍ حَسَنَةٍ ضَلاَ لَةٌ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ
“Semua bid’ah yang baik sesat, dan semua yang sesat masuk neraka”.
Siapa Yang Menempati Neraka?
Yang Menempati neraka tak lain hanyalah orang orang kafir dan syaythan/setan dan Iblis,mereka penghuni neraka yang kekal.
Selain mereka yang menghuni neraka adalah kelompok orang orang munafik,fasik dan dhalim.
kalau melihat dari sini maka pantaslah apabila golongan sunni tidak terima mereka dikatakan golongan setan dan kafir.
orang wahabi selalu saja dengan gampangnya mengatakan ini bid'ah,ini kafir/kufur dll.
apakah mereka tidak sadar akan ucapan mereka yang sebenarnya sangat menyakitkan dan ssangat tidak berdasar bahkan sebenarkan menjadi bumerang bagi mereka sendiri?!!
lalu bisa orang islam menerima apabila dia dikatakan kafir?
bisakah menerima orang yang tidak berzina dikatakan berzina?
bisakah menerima orang yang tidak mencuri dikatakan mencuri?
tentu tidak!
apalagi golongan sunni,mereka tidak akan menerima,karna mereka sadar,apabila mereka dikatakan ahlul bid'ah,berarti mereka dan orang tua mereka,saudara mereka,tetangga mereka,guru guru mereka para salafush shahih yang mereka kagumi seperi imam syafi'i,hambali dll adalah ahlul bid'ah.
Kesimpulannya:
Yang merusak dan mencari cari celah perpecahan itu adalah golongan salafi/wahabi.
Sunni hanyalah kelompok yang menjadi obyek cacian dan pembataian kaum wahabi dan syi'ah.
Dan kalau ada orang sunni membuat artikel yang mencaci balik kepada wahabi dan syi'ah apakah salah?
Apakah orang sunni harus tidak punya rasa marah?
apakah orang sunni harus selalu menjadi bulan bulanan?
Mohon bagi semua kaum muslim yang tidak faham mengenai wahabi dan syi'ah jangan langsung menyatakan sunni suka membantah dan menghina wahabi dan syi'ah.
karna sebelum mereka ada,kami SUNNI AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH SUDAH ADA DAN HIDUP RUKUN,TENANG DAN TUMA'NINAH MELAKSANAKAN KEWAJIBAN KEWAJIBAN DALAM ISLAM DAN SUNNAH RASULULLAH SAW.
Semoga postingan ini bisa memberi pencerahan bagi anda yang menganggap sunni suka menghina wahabi dan syi'ah.

suapan semangat buat NU
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
ta'wil imam bukhari membungkam wahabi junior
Hadits Penjelasan Khawarij
ciri ciri kaum wahabi
sebaian pengurus NUpun terjangkit virus wahabi
hukum shalat rebo wekasan
Wahabiyah Mengkafirkan Umat Islam Tanpa Alasan Yang Benar
Wahabi Tak Berkutik
Mengenai Puasa Rajab
Wahhabi
Wahabi
Debat Aswaja vs Wahabi di Universitas Melbourne
Siapa Wahabi
Hukum Berdo’a dengan Tawassul
Orang Yang Bisa Memberi Syafa’at
Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (6)
Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (5)
Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (4)
Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (3)
Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (2)
Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (1)
tidak semua perkara yang baru itu bid'ah
Ciri Ciri Wahabi
Ulama Ahlus sunnah wal jama'ah Menentang Aqidah Tasjim Tasybih Ibnu Taimiyah
wahabi:maulid nabi bid'ah,peringatan abdul wahhab wajib
Hukum Menyiram Kuburan dengan Air Bunga
Ibnu Harzaham Yang Akan membakar kitab Ihya '
tafsir QS Al-Mulk ayat16
Wahhabi sect
Movement history of Wahhabism
Sejarah Gerakan Wahhabisme
sekte wahabi
mengenai tawassul/istighatsah
Salah satu kesesatan Ibnu Taimiyah Bahwa Neraka Akan Punah
dalil tawassul bag 1
KITAB REKAYASA WAHABI
Terjemahan Kitab Ta’lim Muta’allim
Hujjah Imam Hanafi dalam Kitab Alwasiat) Kalahkan Aqidah sesat salafy/wahaby
Sejarah Dan Implikasi Ke Atas Masyarakat
Wahabi Anak Kandung Kristen Tapi Mendurhakainya
Wahabi atau Sunni yang Mirip dengan Kristen
MELIHAT WAHABI LEBIH JAUH LAGI

read more

Wahabi Anak Kandung Kristen Tapi Mendurhakainya

Wahabi adalah anak kandung agama kristen tapi mendurhakainya,kenapa wahabi dikatakan anak kandung kristen?
ini adalah fakta,coba anda lihat faham wahabi,coba anda lihat sejarah berdirinya wahabi!
anda masih belum faham atau belum percaya?
silahkan anda baca ini " Sejarah Gerakan Wahhabisme" untuk mengetahui sejarah wahabi,dengan melihat sejarah anda akan lebih faham dan insya allah anda akan tahu kenyataannya,bahwa wahabi adalah alat penghancur islam yang dibuat oleh orang kristen.
silahkan anda baca "Apakah Allah berada di Langit?" agar anda tahu seperti apa faham wahabi itu.
silahkan anda baca"Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (6) Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (5) Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (4) Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (3) Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (2) Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (1) agar anda tahu sepak terjangnya para pemeluk agama wahabi.
Wahabi ternyata durhaka kepada ibunya (agama kristen) dengan mencaci maki dan mempersulit pembangunan gereja,namun setelah ada ketegangan dengan kristen wahabi itu sembunyi,dan menjadikan sunni sebagai kambing hitamnya.
contohnya,siapa pertama kali mencaci agama kristen di internet?
dari pihak yang mengaku islam ternyata hanya wahabi (islam palsu) ini yang pertama tama mencaci kristen,setelah itu wahabinya lenyap dan berbelok menyerang orang islam,alhasil islam dan kristen berperang,baik di internet maupun di dunia nyata.
jadi berhati hatilah dari makar busuk kaum wahabi.
Artikel terkait:

  1. Wahabi atau Sunni yang Mirip dengan Kristen
  2. MELIHAT WAHABI LEBIH JAUH LAGI
  3. sekte wahabi 
  4. KITAB REKAYASA WAHABI
read more

Wahabi atau Sunni yang Mirip dengan Kristen

Artikel Ngawur kaum wahabi yang tak berilmu memang sangat membahayakan.
anda bisa baca artikel dibawah ini,saya langsung copy paste seutuhnya agar ini sangat jelas buat anda.
silahkan anda yang menetukan,siapa yang benar menurut anda,sunni apa wahabi?

Wahabi ataukah Sunni yang Membela Kristen

Pembelaan Kaum Wahabi Terhadap Nasroni Ternyata Bukan Hisapan Jempol Belaka
Dalam kesempatan kali ini saya akan posting artikel yang asli saya ambil dari postingan orang wahabi.
Postingan Pertama:
1. Sunni Pembela Kristen Agama Sesat

kaum sunni dengan bangga memosting artikel yang membela kristen,dan mencaci pengikut salafus-shalih dengan nama wahabi
wahabi berfatwa untuk menghancurkan gereja
RIMANEWS - Dewan Ahlul Bait Sedunia mengutuk fatwa terbaru yang dikeluarkan oleh pejabat keagamaan Arab Saudi, yang menyerukan penghancuran semua gereja di Semenanjung Arab.

Fatwa terakhir Mufti Agung Sheikh Abdulaziz bin Abdullah dikeluarkan sebagai respon terhadap keputusan parlemen Kuwait pekan lalu, yang melarang pembangunan gereja-gereja baru di negara itu.

"Mengingat negara Teluk Persia kecil dan merupakan bagian dari Semenanjung Arab, maka perlu untuk menghancurkan semua gereja-gereja di wilayah itu," kata Sheikh Abdulaziz seperti dilaporkan media Arab.

Dewan Ahlul Bait Sedunia dalam sebuah pernyataan pada Selasa (27/3) mengatakan, "Pertama-tama, Mufti Wahabi tidak mewakili Islam. Dunia harus tahu bahwa agama yang sekarang sedang dipublikasikan di Arab Saudi, bukan Islam yang sesungguhnya."

Pernyataan itu menambahkan bahwa isi fatwa baru tersebut bertentangan dengan perintah Allah Swt serta sunnah Nabi Muhammad Saw dan keturunannya. Oleh karena itu, ditolak tidak hanya oleh komunitas Syiah, tetapi juga oleh Muslim Sunni.

Dewan Itu mencatat bahwa sepanjang sejarahnya, Islam telah hidup berdampingan dengan umat Kristen dan Yahudi dan fatwa seperti itu tidak pernah dikeluarkan oleh Rasul Saw, keturunannya, dan khalifah Islam selanjutnya.

"Selain Rasul Saw, keturunannya, dan para sahabat, juga tidak ada ulama yang pernah mengeluarkan fatwa seperti itu selama 1.400 tahun terakhir," tambahnya.

"Karena itu, Mufti Agung Wahabi telah mengeluarkan fatwa di luar kerangka yurisprudensi Islam dan belum pernah dikeluarkan oleh pusat-pusat ilmiah besar umat Islam," tegas pernyataan itu.

Menurut Dewan Ahlul Bait Sedunia, fatwa tersebut juga merupakan intervensi terang-terangan dalam urusan internal negara-negara Muslim lainnya, karena Mufti Saudi mengeluarkan fatwa tidak hanya terbatas untuk wilayah Saudi, tapi sudah termasuk Semenanjung Arab secara keseluruhan.

Dewan Ahlul Bait Sedunia juga mengecam sikap bungkam para cendekiawan Muslim dalam menanggapi fatwa yang merusak citra Islam itu.

"Bukankah ulama dari berbagai mazhab di Mesir, Irak, Tunisia, Suriah, Lebanon, Yaman, Jazirah Arab dan belahan dunia lain, seharusnya mereaksi fatwa yang memberikan gambaran tidak benar mengenai Islam di dunia?" tanyanya.

Di akhir pernyataannya, Dewan Ahlul Bait Sedunia mengkritik organisasi internasional hak asasi manusia serta pemerintah Barat dan Kristen atas dukungan mereka terhadap radikalisme kelompok Wahabi.
Sunni Menentang Jihad agung para salafus-shalih karna mereka mencintai kristen,dalih toleran kepada musuh nyata kaum muslim.
coba anda lihat,didaerah yang penduduk islam sedikit maka selalu saja kaum kristen sesat itu menekan dan menjadikan kaum muslim sebagai budak.
masjid tidak mendapat izin untuk dibangun dan sebagainya,itulah sikap asli para kristen sesat.
ironisnya malah mereka mendapat bantuan yang gigih dari sunni yang mengaku ngaku islam.


Postingan Kedua
2. Sunni Wajah Baru Kristen Agama Sesat

Kenapa Sunni khususnya nahdliyin membenci salafi yang mereka panggil dengan wahabi?
Banyak Jawaban yang perlu untuk menuntaskan jawaban dari pertanyaan diatas,namun dalam kesempatan kali ini saya akan sedikit memberi jawaban mengenai pertanyaan diatas.
sunni yang khususnya warga NU itu tak lain adalah wujud lain dari wajah kristen dan yahudi.
Bukti yang paling Rasional Bahwa mereka adalah wajah baru dari kristen dan yahudi adalah:
1. mereka sama sama membuat perayaan,kalau krsiten membuat perayaan memperingati hari lahirnya yesus sedangkan sunni mengadakan maulid nabi.
hari lahir yesus dan maulid nabi itu cuma beda nama,namun hakekatnya sama,sama saja dengan menyebutkan judi dengan togel,keduanya memang beda dalam kalimat dan penyebutannya,namun hakekatnya sama saja,kedua duanya adalah judi dan sama sama haram.
2. orang sunni melakukan ritual yang sama dengan nasrani/kristen dalam pengagungan pada tokoh mereka.
mereka sama sama mencari berkah melalui barang barang orang yang mereka sucikan.
orang kristen mensucikan gambar salib,jubah yesus,air dari pastur dll.
orang sunni mencari berkah dengan air dari kyai,akik,rajah,jubah para kyai mereka dll.
sangat sangat sama antara keduanya,karna keduanya memang satu namun lain wajah,mereka hanya berkedok islam,namun intinya merekalah penghancur islam.
3. sunni adalah suatu golongan yang mengaku islam namun selalu berada di barisan terdepan membela kristen.
alasan mereka adalah toleran,toleran pastinya ada batasnya,allah sudah berfirman dalam surat alkafirun:

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (١

لا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (٢

وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (٣

وَلا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (٤

وَلا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (٥

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (٦

1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,

2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.

4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.

6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Di surat al-kafirun ini hanya menunjukkan bahwa orang islam sekedar tidak perlu membenci dan mencegah perbuatan mereka,apabila mereka memang hidup bersama dengan kita.BUKAN membantu dan ikut ikutan apa yang mereka jalani.
tapi apabila mereka (orang kristen,yahudi) menggangu kaum muslim,maka kaum muslim wajib memerangi mereka,dan hal seperti itu hanyalah pengikut salaflah yang melaksanakan,sedangkan kaum sunni hanya ngomong saja tidak ada tindakan yang mendukung.
Lihatlah Gerakan amaliyah mulya Para Ulama' salaf dalam menghalang besarnya Gereja,namun mendapat Hujatan dari para ulama' sunni (si wajah baru kristen dan yahudi).
dimana mana kaum salafilah yang tak kenal lelah memerangi kaum kristen bodoh nan sesat laknatullah.
kaum sunni hanyalah budak mereka.
silahkan anda baca juga artikel yang berjudul Sunni Pembela Kristen Agama Sesat insya allah anda lebih faham lagi bahwa sunni itu adalah wajah baru dari kristen agama bodoh.
Sebelum anda menyimpulakan,alangkah lebih baiknya anda baca postingan postingan yang ada disini,anda kaji lalu fahami dan tentukan,wahabi ataukah sunni yang menjadi anjing kristen?




read more

MELIHAT WAHABI LEBIH JAUH LAGI

Untuk Mengetahui Tanda Tanda Wahabi dan mengetahui Gerakan Mereka Mari kita lihat lebih jauh lagi mengenai mereka dipostingan kali ini yang saya beri judul MELIHAT WAHABI LEBIH JAUH LAGI.
semoga artikel ini ada faidahnya buat kaum muslimin ajma'in.
mengenai Ciri-Ciri Wahabi silahkan anda klik Ciri Ciri WahabiSiapa Yang Dibela Wahabi? silahkan anda baca artikel ini:

Bagi orang yang memiliki dua mata yang mampu memandang kebenaran, cobalah buka kedua matamu pasti kamu akan mengetahui bahwa Wahabiyah adalah pendukung pertama penjajahan barat terhadap negara-negara Islam. Tidak sampai di sini saja, apabila kamu mengikuti sejarah Muhammad ibn Abdul Wahhab dan para pemimpin Wahabiyah setelahnya, kamu tidak akan pernah menemukan upaya nyata mereka dalam mensejahterakan umat, menegakkan keadilan, mencegah kedzaliman dan melawan kebodohan. Juga andil mereka dalam upaya perdamaian dan kesejahteraan.

Tidak akan kamu temukan dalam sejarah mereka kecuali pengkafiran terhadap umat Islam dan tuduhan syirik, mewajibkan untuk memerangi mereka serta menghalalkan darah dan harta mereka. Dalam diri mereka yang ada hanyalah aqidah tajsim, tasybih, kufur, sesat dan pengingkaran ziarah makam Rasulullah dan makam orang-orang yang shalih untuk bertabarruk, dan pengkafiran terhadap orang yang mengatakan: “Wahai nabi pembawa rahmat mintakan syafaat untukku kepada Allah!!”. Dan mengingkari perayaan maulid nabi yang mulia seperti yang telah biasa dilakukan oleh kalangan ahlussunnah, mengharamkan membaca al Qur’an bagi umat Islam yang telah meninggal dunia, inilah rutinitas mereka tidak ada yang lain.

Inilah satu-satunya tujuan mereka dengan kedok agama mereka menumpahkan darah umat Islam yang tidak berdosa, menghalalkan yang haram, dan menyebarkan fitnah demi fitnah. Sungguh licik hati mereka penuh dengan kedengkian dan kebencian serta suka membuat masalah pada umat.

Bahkan, mereka jadikan barat sebagai qiblat dan mereka dukung para penjajah untuk menginjak-injak martabat negara-negara Arab dan Islam. Mereka adalah kepanjangan tangan musuh-musuh Islam yang dengan semaunya mereka permainkan Islam.

Sedangkan permusuhan Wahabiyah kepada umat Islam secara gamblang bisa dilihat dari fatwa Nashiruddin al Albani ketika memberikan fatwa kepada penduduk palestina dengan mewajibkannya keluar dari Palestina, apa kemaslahatan dari ini semua? Dan untuk siapa kita tinggalkan Palestina jika kita mewajibkan penduduknya meninggalkan Palestina? Berapa harga fatwa ini? Orang yang cerdas adalah orang yang memahami isyarat ini. Siapa yang membayar al Albani untuk fatwanya ini???

Inilah kenyataan dari apa yang telah mereka dilakukan, atau yang sedang mereka lakukan juga rencana busuk mereka di masa mendatang.

Wahabiyah mengklaim bahwa mereka hanya mengikuti Nabi dan tidak membuat bid’ah. Aqidah mereka yang telah kita paparkan bersumber dari kitab-kitab mereka adalah saksi kebohongan mereka, jelas mereka pembuat bid’ah dalam aqidah. Dalam sebagian aqidah Wahabi mengikuti Yahudi, Fir’aun dan Hamman terbukti mereka berhujjah dengan aqidah orang-orang ini. Bahkan dalam hal menetapkan arah, batasan, tempat, duduk, bergerak, diam, berat, timbangan, lisan, mulut kepada Allah, mereka mengambil pernyataan Yahudi, Fir’aun dan Hamman. Juga Aqidah Wahabi yang mengatakan Allah berada di atas Arsy dengan dzat-Nya, di langit dengan dzat-Nya, Allah memiliki kursi di setiap langit untuk tempat dudukNya.

Kami menantang mereka, apakah mereka siap untuk menunjukkan siapa yang mereka ikuti dalam hal itu? Apabila mereka berbicara atau menulis tidak ada yang diikuti oleh mereka dalam hal itu kecuali Fir’aun, Hamman, Yahudi danMusyabbihahsebagaimana hal itu terlihat jelas, sejelas matahari di siang bolong yang tidak terhalang mendung. Apabila kita

beri waktu dari sekarang hingga dunia berakhir mereka tidak akan mampu untuk membuktikan satu hurufpun apa yang mereka selewengkan bahwa hal itu berdasarkan sabda Nabi, pendapat para sahabat, tabi’in atau dari seorang mujtahid Ahlussunnah Wal Jama’ah.

Jadi Aqidah Wahabiyah adalah aqidah yang rapuh bahkan lebih rapuh dari sarang laba-laba. Tidak ada panutan mereka kecuali orang-orang bodoh dan kafir yang telah Allah kehendaki bahwa mereka sesat menyesatkan serta tidak ada cahaya dalam hati-hati mereka. Jadi Wahabiyah adalah pembawa bid’ah dan bukan muttabiah (orang yang mengikuti nabi).

(Fadhoih al-Wahabiyah – Syaikh Fathi al-Mishri. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dalam buku berjudul “Radikalisme Sekte Wahabiyah”)
mengenal muhaddits ahlus sunnah wal jama'ah dan muhaddits wahabi

Para Ulama telah menetapkan kriteria yang ketat agar hanya benar-benar ‘orang yang memang memenuhi kriteria sajalah’ yang layak menyadang gelar muhaddits seperti yang diungkapkan oleh Imam Sakhowi tentang siapa Ahli Hadits (muhaddits) itu sebenarnya:
“Menurut sebagian Imam hadits, orang yang disebut dengan Ahli Hadits (Muhaddits) adalah orang yang pernah menulis hadits, membaca, mendengar, dan menghafalkan, serta mengadakan rihlah (perjalanan) keberbagai tempat untuk, mampu merumuskan beberapa aturan pokok (hadits), dan meng- komentari cabang dari Kitab Musnad, Illat, Tarikh yang kurang lebih mencapai 1000 buah karangan. Jika demikian (syarat-syarat ini terpenuhi -pent) maka tidak diingkari bahwa dirinya adalah ahli hadits. Tetapi jika ia sudah mengena- kan jubah pada kepalanya, dan berkumpul dengan para penguasa pada masa- nya, atau menghalalkan (dirinya memakai-pent ) perhiasan lu’lu (permata-pent) dan marjan atau memakai pakaian yang berlebihan (pakaian yang berwarna-warni -pent). Dan hanya mempelajari hadits Al-Ifki wa Al-Butan. Maka ia telah merusak harga dirinya, bahkan ia tidak memahami apa yang dibicarakan kepadanya, baik dari juz atau kitab asalnya. Ia tidak pantas menyandang gelar seorang Muhaddits bahkan ia bukan manusia. Karena dengan kebodohannya ia telah memakan sesuatu yang haram. Jika ia menghalalkannya maka ia telah keluar dari Agama Islam” ( Lihat Fathu Al-Mughis li Al-Sakhowi, juz 1hal. 40-41).

Sehingga yang layak menyandang gelar ini adalah ‘Para Muhaddits’ generasi awal seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Nasa’i, Imam Ibn Majah, Imam Daruquthni, Imam Al-Hakim Naisaburi, Imam Ibn Hibban dan lain-lain.

Kapasitas Keilmuan Imam Bukhari r.a

Ketika Imam Bukhari r.a. mengunjungi Bagdad, para ahli hadis di kota tersebut mendengar kedatangannya. Mereka hendak mengujinya dengan berbagai cara termasuk mencampuradukkan isi hadis untuk membingungkannya.

Mereka juga mengacak-acak hadis dengan menukar-nukar perawinya. Tugas ini diserahkan kepada sepuluh orang yang masing-masing mengeluarkan sepuluh hadits palsu.

Ketika Imam Bukhari menggelar majelis ilmu, mereka ikut bergabung di dalam majelis tersebut guna menanyakan kebenaran hadis-hadis yang telah direkayasa tersebut. Tidak lupa mereka juga mengundang ahli hadis dari luar Bagdad untuk meramaikan perdebatan yang akan terjadi.

Satu per satu dari mereka mengemukakan hadis palsunya kepada Al-Bukhari dan beliau selalu menjawabnya dengan dua kata, “Tidak tahu,” …. “tidak tahu,”….. dan “tidak tahu.”

Para undangan yang merupakan ahli hadis saling berpandangan satu sama lain. Sebagian dari mereka mengakui kalau Al-Bukhari memang benar-benar orang yang paham akan hadis, tetapi sebagian lain malah menyangsikan bahwa ia menguasai semua itu.
Setelah kesepuluh dari mereka mengemukakan hadis rekayasanya, Al-Bukhari memandang orang pertama yang mengemukakan hadis. Dengan brilian ia mengoreksi isi hadis rekayasa itu satu per satu sekaligus menyusun kembali para perawinya dengan benar. Begitu juga dengan orang kedua hingga kesepuluh, ia koreksi satu per satu hadis yang mereka ajukan tanpa ada yang terlewat sedikit pun.
Setelah itu, semua orang mengakui ketajaman, daya ingat, dan keistimewaan Imam Bukhari

Kapasitas Keilmuan Syech Ngalbani

Di kalangan salafi (wahabi), lelaki satu ini dianggap muhaddis paling ulung di zamannya. Itu klaim mereka. Bahkan sebagian mereka tak canggung menyetarakannya dengan para imam hadis terdahulu. Fantastis. Mereka gencar mempromosikannya lewat berbagai media. Dan usaha mereka bisa dikata berhasil. Kalangan muslim banyak yang tertipu dengan hadis-hadis edaran mereka yang di akhirnya terdapat kutipan, “disahihkan oleh Albani, ”. Para salafi itu seolah memaksakan kesan bahwa dengan kalimat itu Al-Albani sudah setaraf dengan Imam Turmuzi, Imam Ibnu Majah dan lainnya.
Sebetulnya, kapasitas ilmu tukang reparasi jam ini sangat meragukan (kalau tak mau dibilang “ngawur”). Bahkan ketika ia diminta oleh seseorang untuk menyebutkan 10 hadis beserta sanadnya, ia dengan entengnya menjawab, “Aku bukan ahli hadis sanad, tapi ahli hadis kitab.” Si peminta pun tersenyum kecut, “Kalau begitu siapa saja juga bisa,” tukasnya.
Namun demikian dengan over pede-nya Albani merasa layak untuk mengkritisi dan mendhoifkan hadis-hadis dalam Bukhari Muslim yang kesahihannya telah disepakati dan diakui para ulama’ dari generasi ke generasi sejak ratusan tahun lalu. Aneh bukan?
orang wahabi mengatakan allah itu berwujud sama dengan makhluknya dan menganggap allah duduk di arsy diatas langit.
untuk mengetahui dalilnya anda bisa lihat di Apakah Allah berada di Langit?untuk mengetahui mengenai wahabi lebih jauh lagi dan lebih mendalam lagi silahkan baca artikel artikel di bawah ini:




read more

ciri ciri kaum wahabi

di blog wahabi vs sunni ini sudah banyak artikel yang membahas mengenai ciri ciri wahabi
namun karna kadang sifat dari ciri ciri mereka kurang kita cermati maka saya mencoba memapar ulang sedikit demi sedikit saja.
ciri ciri kaum wahabi:
biasa membid'ahkan dan mengkafirkan orang islam yang tidak sefaham dengan mereka,khususnya kaum aswaja yang sudah biasa melakukan ritual ritual keislaman seperti tahlilan dan maulid nabi muhammad saw dan ritual lainnya.
mereka menganggapnya suatu pekerjaan yang bid'ah,dan mereka tidak menerima qaidah yang menyatakan bid'ah itu dibagi menjadi 2 (bid'ah hasanah dan bid'ah sayyi'ah).
karna mereka tidak mau menta'wil al qur'an maupun al hadits.
mereka mengambil al qur'an dan al hadits secara harfiyah saja,walaupun pada keadaan tertentu mereka juga menta'wil bahkan berseberangan dengan al qur'an dan al hadits.
satu contoh gampang saja adalah sikap mereka dan mulut mereka yang sangat gampang mengatakan ini bid'ah itu bid'ah,kamu kafir dia kafir.
padahal nabi muhammad saw saja sebagai syahibusy syari'ah tidak mempunyai amal seperti amaliyah mereka,namun tetap saja mereka menyatakan bahwa diri mereka/kelompok mereka adalah kelompok yang berpanutan kepada al qur'an dan al hadits.
read more

Wahabiyah Mengkafirkan Umat Islam Tanpa Alasan Yang Benar


Wahabiyah Mengkafirkan Umat Islam Tanpa Alasan Yang Benar

الوهابية تكفّر كل المسلمين بغير حق والحقّ أنّهم هم الكفار

قال مفتي الحنابلة الشيخ محمد بن عبد الله بن حميد النجدي المتوفى سنة 1225 هـ في كتابه “السحب الوابلة على ضرائح الحنابلة” ص 276 عن محمد بن عبد الوهاب :”فإنّه كان إذا باينه أحد وردَّ عليه ولم يقدر على قتله مجاهرةً يرسل إليه من يغتاله في فراشه أو في السوق ليلاً لقوله بتكفير من خالفه واستحلاله قتله” انتهى.

وقال مفتي الشافعية ورئيس المدرسين في مكة أيام السلطان عبد الحميد الشيخ أحمد زيني دحلان في كتابه “الدرر السنية في الرد على الوهابية” صحيفة 46 :”وكان محمد بن عبد الوهاب يقول:”إني أدعوكم إلى التوحيد وترك الشرك بالله وجميع ما هو تحت السبع الطباق مشرك على الإطلاق ومن قتل مشركًا فله الجنة” انتهى.

وكان محمد بن عبد الوهاب وجماعته يحكمون على الناس (أي المسلمين) بالكفر واستباحوا دماءهم وأموالهم وانتهكوا حرمة النبيّ بارتكابهم أنواع التحقير له وكانوا يصرحون بتكفير الأمة منذ ستمائة سنة وأول من صرَّح بذلك محمد بن عبد الوهاب وكان يقول إني أتيتكم بدين جديد. وكان يعتقد أن الإسلام منحصرٌ فيه وفيمن تبعه وأن الناس سواهم كلهم مشركون (انظر “الدرر السنية” ص 42 وما بعدها).
وذكر المفتي أحمد بن زيني دحلان أيضًا في كتابه “أمراء البلد الحرام” ص 297ـ298 أن الوهابية لما دخلوا الطائف قتلوا الناس قتلاً عامًّا واستوعبوا الكبير والصغير والمأمور والأمير والشريف والوضيع وصاروا يذبحون على صدر الأم الطفل الرضيع ويقتلون الناس في البيوت والحوانيت ووجدوا جماعة يتدارسون القرءان فقتلوهم عن ءاخرهم ثم خرجوا إلى المساجد يقتلون الرجل في المسجد وهو راكع أو ساجد ونهبوا النقود والأموال وصاروا يدوسون بأقدامهم المصاحف ونسخ البخاري ومسلم وبقية كتب الحديث والفقه والنحو بعد أن نشروها في الأزقة والبطائح وأخذوا أموال المسلمين واقتسموها كما تقسم غنائم الكفار.

وقال أحمد بن زيني دحلان في “الدرر السنية” صحيفة 57 :”قال السيّد الشيخ علوي ابن أحمد بن حسن الحداد باعلوي في كتابه “جلاء الظلام في الرد على النجدي الذي أضلّ العوام”: والحاصل أن المحقق عندنا من أقواله وأفعاله (أي محمد بن عبد الوهاب) ما يوجب خروجه عن القواعد الإسلامية باستحلاله أمورًا مجمعًا على تحريمها معلومة من الدين بالضرورة مع تنقيصه الأنبياء والمرسلين والأولياء والصالحين، وتنقيصهم كفرٌ بإجماع الأئمة الأربعة” انتهى من كلام أحمد بن زيني دحلان.

فبان واتضح أن محمد بن عبد الوهاب هو وأتباعه جاؤوا بدين جديد ليس هو الإسلام، وكان يقول من دخل في دعوتنا فله ما لنا وعليه ما علينا ومن لم يدخل معنا فهو كافر حلال الدم والمال.

(Diambil dari kitab فضائح الوهابية Syaikh Fathi Al-Mishri Al-Azhari)
Seorang mufti madzhab Hanbali Syaikh Muhammaad bin Abdullah bin Humaid an-Najdi (w.1225 H) dalam kitabnya al-Suhubu al-Wabilah ‘ala Dhara-ih al-Hanabilah berkata tentang Muhammad bin Abdul Wahhab: “Sesungguhnya dia (Muhammad bin Abdul Wahhab) apabila berselisih dengan seseorang dan tidak bisa membunuhnya terang-terangan maka ia mengutus seseorang untuk membunuhnya ketika dia tidur atau ketika ia berada di pasar pada malam hari. Ini semua dia lakukan karena ia mengkafirkan orang yang menentangnya dan halal untuk dibunuh.” (Muhammad al-Najdi, al-Suhubu al-Wabilah ‘ala Dhara-ih al-Hanabilah, Maktabah al-Imam Ahmad, hal. 276).

Mufti madzhab Syafi’i dan kepala dewan pengajar di Makkah pada masa Sultan Abdul Hamid Syekh Ahmad Zaini Dahlan mengatakan bahwa Muhammad ibn Abdul Wahhab pernah mengatakan: “Sesungguhnya aku mengajak kalian pada tauhid dan meninggalkan syirik pada Allah, semua orang yang berada dibawah langit yang tujuh seluruhnya musyrik secara mutlak sedangkan orang yang membunuh seorang musyrik maka ia akan mendapatkan surga”. (Ahmad Zaini Dahlan, al-Duraru al-Sunniyah fi al-Raddi ’ala al-Wahhabiyah, Kairo: Musthafa al-Babi al-Halabi, hal 46). Itulah pernyataan Muhammad ibn Abdul Wahhab dan kelompoknya yang telah menghukumi umat Islam dengan kekufuran, menghalalkan darah dan harta mereka serta mencabik-cabik kemuliaan nabi dengan melakukan bermacam-macam bentuk penghinaan terhadapnya. Mereka juga terang-terangan mengkafirkan umat sejak 600 tahun, dan orang yang pertama kali terang-terangan dengan hal itu adalah Muhammad ibn Abdul Wahhab, ia mengatakan: “Aku telah datang kepada kalian dengan agama yang baru”. Ia meyakini bahwa Islam hanya ada pada dia dan orang-orang yang mengikutinya dan bahwa manusia selain mereka seluruhnya adalah musyrik.
Mufti Ahmad Zaini Dahlan juga menuturkan dalam kitabnya Umara-u al Balad al Haram bahwa orang-orang Wahabi ketika memasuki Thaif mereka melakukan pembantaian massal terhadap masyarakat dalam rumah-rumah mereka, mereka juga membantai orang-orang tua dan anak-anak, rakyat dan pejabat, orang mulia dan yang hina. Mereka menyembelih bayi yang sedang menyusu di depan ibunya. Mereka juga membunuh manusia di rumah-rumah dan di toko-toko dan ketika mereka menemukan sekelompok orang yang sedang belajar al-Qur’an, mereka membunuh semuanya. Kemudian mereka masuk ke mesjid-mesjid dan membunuh siapapun yang berada di dalam mesjid yang sedang ruku’ atau sujud dan merampas uang dan hartanya. Kemudian mereka menginjak-injak mushaf, naskah kitab al Bukhari dan Muslim dan kitab-kitab hadits, fikih dan nahwu setelah mereka membuangnya di lorong-lorong jalan dan parit-parit serta mengambil harta umat Islam dan membagikannya sesama mereka layaknya membagi harta rampasan (ghanimah) orang kafir. (Ahmad Zaini Dahlan, Umara al-Balad al-Haram, hal. 297-298.

Ahmad Zaini Dahlan mengatakan: “Sayyid Syekh Alawi ibn Ahmad ibn Hasan al Haddad Ba’alawi dalam kitabnya Jala-u al Dhalam fi al Raddi ‘ala al Najdi al Ladzi Adhalla al ‘Awam mengatakan: Kesimpulannya bagi orang yang mencermati perkataan dan prilaku Muhammad ibn Abdul Wahhab akan mengatakan bahwa ia (Muhammad ibn Abdul Wahhab) telah menyalahi kaidah-kaidah Islam karena ia menghalalkan perkara-perkara yang disepakati akan keharamannya dan status haram tersebut telah diketahui dalam agama oleh semua umat baik yang alim ataupun yang bodoh sekalipun. Juga pelecehannya terhadap para nabi dan rasul, para wali dan orang-orang yang shalih. Pelecehan seperti ini adalah kekufuran dengan ijma’ para imam yang empat. Demikian pemaparan Ahmad Zaini Dahlan. (Lihat al-Durar al-Sunniyah fi al-Raddi ’ala al-Wahhabiyah hal. 57)
Dengan demikian menjadi jelas bahwa Muhammad ibn Abdul Wahhab dan para pengikutnya datang dengan membawa agama baru dan bukan membawa agama Islam. Dia pernah mengatakan: “Barang siapa yang masuk dalam dakwah kita maka baginya hak sebagaimana hak kita dan barang siapa yang tidak masuk dalam dakwah kita maka dia kafir halal darah dan hartanya.” (Muhammad bin Abdul Wahhab, Kasyfu al-Syubuhat, Saudi Arabia: Kementerian Wakaf dan Urusan Islam, hal. 7).
*) Keterangan: Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan dibukukan dalam buku “Radikalisme Sekte Wahabiyah”, silahkan dapatkan di toko buku terdekat di kota anda.
read more

Wahabi Tak Berkutik

Wahabi Tak Berkutik

Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulam (PCNU) Kota Balikpapan, Sabtu (17/12/2011) melantik pengurus ranting NU se-Kota Balikpapan, bertempat di Auditorium PT. Kilang Mandiri. Sehingga saat ini PCNU Balikpapan memiliki 5 MWC dan 27 Ranting.
Pelantikan yang dikemas dengan seminar tentang internalisasi Ahlussunnah Wal Jama’ah itu diikuti oleh 300 orang pengurus NU se-Balikpapan, mulai dari tingkat cabang hingga tingkat ranting.
Pada kesempatan itu, hadir sebagai pembicara Ustadz Muhammad Idrus Ramli, salah satu anggota Tim Kaderisasi ASWAJA PWNU Jawa Timur. Dalam seminar tersebut, Ustadz Idrus Ramli memaparkan tentang makna dan hakikat Ahlussunnah Wal Jama’ah berdasarkan al-Qur’an, hadits dan pemahaman para ulama yang mu’tabar.
Kegiatan ini sebagai salah satu langkah untuk membendung gerakan Wahabisasi yang semakin marak di Kota Balikpapan. Selama ini Balikpapan pusat gerakan aliran Wahabi. Dengan demikian, dibawah kepemimpinan KH. Abbas Alfas, PCNU Kota Balikpapan melakukan langkah-langkah strategis. Terutama penataan organisasi yang selama ini vakum.
Untuk memberikan pemantapan terhadap warga Nahdliyyin di Balikpapan, PCNU juga menggelar dialog terbuka antara Ustadz Muhammad Idrus Ramli dengan Ustadz Adzro’I Abdusysyukur seorang tokoh Wahabi. Dialog yang dikemas dalam acara bedah buku “Kiai NU atau Wahabi Yang Sesat Tanpa Sedar? Jawaban Terhadap Buku-Buku Mahrus Ali”, yang ditulis oleh Ustadz Muhammad Idrus Ramli bersama Habib Muhammad Syafiq Al-Idrus, itu digelar di Masjid Agung At-Taqwa, Balikpapan dengan diikuti oleh sekitar 1000 orang lebih.
Selama ini Ustadz Adzro’i dalam ceramahnya di berbagai tempat dan melalui radio tidak pernah berhenti membid’ahkan dan mensyirikkan warga nahdliyyin yang melakukan istighatsah dan tawassul. Tak ayal, warga nahdliyyin Balikpapan sangat menunggu kehadirannya dalam acara dialog tersebut. Sehingga ketika Ustadz Adzro’i diketahui kehadirannya, suasana menjadi tegang. Para peserta menunggu apa yang akan dibicarakan oleh kedua pembicara berbeda aliran itu.
Ustadz Idrus Ramli diberi waktu untuk mengawali dialog dengan memaparkan hakikat istighatsah dan tawassul beserta dalil-dalilnya dari hadits-hadits shahih dan amaliah para sahabat. Usai Ustadz Idrus, moderator memberi kesempatan dan meminta Ustadz Adzro’i untuk memberikan tanggapannya.
Namun, jawaban Adzro’i ternyata tidak memuaskan. Ia justru mengaku tidak memusyrikkan orang yang melakukan istighatsah dan tawassul, karena dasarnya sangat kuat sebagaiman dipaparkan oleh Ustadz Idrus di awal. Jawaban tersebut membuat para peserta yang hadir tertawa dan bersorak sorai, karena selama ini memang warga Balikpapan sering mendengar sendiri pernyataan Adzro’i yang memusyrikkan istighatsah. Tetapi dalam dialog tersebut, Adzro’i justru tidak mengakuinya.
Kemudian moderator meminta tanggapan Adzro’i tentang ziarah umat islam ke makam para auliya’, apakah syirik atau tidak. Ternyata Adzro’i menjawab secara diplomatis, bahwa ziarah kubur dapat mengingatkan kita pada kematian, sehingga dibolehkan. Akhirnya Ustadz Idrus Ramli memaparkan ziarah kubur dalam berbagai aspeknya beserta dalil-dalilnya. Setelah Ustadz Idrus memaparkan hal ini secara detail beserta dalil-dalilnya, Ustadz Adzro’i segera meninggalkan acara dan berpamitan tidak bisa melanjutkan dialog dengan alasan ada acara lain di luar.
Melihat ulah Ustadz Adzro’i yang kabur melarikan diri setelah dirinya tidak berkutik itu, para hadirin semuanya tertawa. Selanjutnya acara dialog dilanjutkan tanpa kehadiran pembanding dari pihak Wahabi hingga selesai pukul 13.00.
(Disadur dari Majalah AULA Edisi Januari 2012, Dapatkan Majalahnya di toko / kios buku dan agen Majalah terdekat di kota Anda)
read more

Wahhabi

Wahhabi is a stream that the name of Islam, they claim to rely onal qur'an and hadith al.
Wahhabi Islam is a splinter which was founded by Muhammadibn Abdul Wahhab.
Wahhabi derived from the name of its founder Mohammad binAbdul Wahhab, Wahhabism origin / wahhabiyah.
adherents of Wahhabi stream Wahabis do not want to say,because the name is very famous Wahhabi khuluq (character) isnot good.
they called themselves the Salafi / Salafi
groups they claim they are devout followers of al Qu'ran and Hadith, they also do not justify penakwilan to al Quran andHadith.
the Wahabis are usually always be hard to work that is commonly practiced Sunnah Muslims ahlus Sunna wal Jama'ah (Sunni).
in fact they often act arrogant, bombed, blasphemy and fight withall means to destroy the Muslims of Ahlus Sunnah wal Jama'ah(Sunni).
read more

Wahabi

wahabi adalah suatu aliran yang mengatas namakan islam,mereka mengaku mengandalkan al qur'an dan al hadits.
wahabi adalah sempalan islam yang didirikan oleh muhammad bin abdul wahhab.
wahabi diambil dari nama pendirinya muhammad bin abdul wahhab,asalnya wahhabi/wahhabiyah.
penganut aliran wahabi tidak mau mengatakan wahabi,karna nama wahabi sudah sangat terkenal dengan khuluq(akhlak) yang tidak baik.
mereka menamakan diri mereka dengan salafi/salafy
mereka mengklaim golongan mereka adalah pengikut setia alqur'an dan al hadits,mereka juga tidak membenarkan penakwilan kepada al qur'an dan hadits.
kaum wahabi biasanya selalu bersikap keras kepada pekerjaan sunnah yang sudah biasa dilakukan umat muslim ahlus sunnah wal jama'ah (sunni).
bahkan mereka sering berbuat arogan,mengebom,menghujat dan memerangi dengan semua cara untuk menghancurkan kaum muslim ahlus sunnah wal jama'ah (sunni).
untuk mengetahui ciri wahabi anda bisa membaca artikel dibawah ini:

Siapa Wahabi

Ciri Ciri Wahabi

Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (6)

Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (5)

Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (4)

Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (3)

Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (2)

Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (1)
read more

Siapa Wahabi

Sukes demi sukses penaklukan oleh Kaum Wahabi yang bengis akhirnya juga berhasil menaklukkan Madinah, lalu berlanjut terus, mereka masuk ke Mekkah pada 1806, dan merusak kiswah kain penutup Ka’bah yang terbuat dari sutra. Lalu mereka terus bergerak menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut. Dengan penuh angkara murka mereka merobohkan puluhan kubah di Ma’la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi SAW, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani, Istanbul-Turki marah besar. Maka dikirimlah bala tentaranya yang bermarkas di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali untuk menghentikan sepak terjang kekejamannya.

Akhirnya pada 1813 Madinah dan Mekkah berhasil direbut kembali oleh kaum muslimin. Gerakan Wahabi surut beberapa waktu. Akan tetapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Sa’ud bangkit kembali mengusung paham Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelumpuhan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I. Semenjak itulah hingga kini, paham Wahabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi. Dewasa ini pengaruh gerakan Wahabi sudah merambah secara merata di dunia Islam. Bisa dikatakan di mana ada Ummat Islam di wilayah mana pun, maka di situ Wahabi masuk dan tumbuh menempel dalam tubuh Ummat Islam.

Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahabi.Dan sejak hadirnya Wahabi, dunia Islam tidak pernah tenang penuh dengan saling klaim kebenaran, sebab kelompok ekstrem itu selalu mengkalim satu-satunya kebenran dan pemahaman Islam Aswaja yang sudah mapan memberi perlawanan.

Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubah-kubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Ma’la (Mekkah), di Baqi’ dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian juga kubah di atas tanah Nabi SAW dilahirkan, yaitu di Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan tempat parkir onta, namun karena gencarnya desakan kaum Muslimin International maka dibangun perpustakaan. Kaum Wahabi benar-benar tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam. Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi Muhammad SAW dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah tapi karena ancaman International maka orang-orang biadab itu menjadi takut dan mengurungkan niatnya. Begitu pula seluruh rangkaian yang menjadi manasik haji akan dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang menentangnya maka diurungkan.

Pengembangan kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak mempedulikan situs-situs sejarah Islam. Makin habis saja bangunan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah SAW dan sahabatnya. Bangunan itu dibongkar karena khawatir dijadikan tempat keramat. Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar untuk perluasan tempat parkir. Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu. Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta Khadijah meninggal.

Islam dengan tafsiran kaku yang dipraktikkan wahabisme paling punya andil dalam pemusnahan ini. Kaum Wahabi memandang situs-situs sejarah itu bisa mengarah kepada pemujaan berhala baru. Pada bulan Juli yang lalu, Sami Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah tersebut mengatakan bahwa beberapa bangunan dari era Islam kuno terancam musnah. Pada lokasi bangunan berumur 1.400 tahun Itu akan dibangun jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah.

“Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah. Bagian bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir,” katanya kepada Reuters. Angawi menyebut setidaknya 300 bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir. Bahkan sebagian besar bangunan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab Saudi berdiri pada 1932. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994. Dalam maklumat tersebut tertulis, “Pelestarian bangunan bangunan bersejarah berpotensi menggiring umat Muslim pada penyembahan berhala.” Lihatlah, betapa mereka itu mirip Masonic bukan?

Nasib situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak menghancurkan peninggalan-peninggalan Islam sejak masa Ar-Rasul SAW. Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh modernisasi ala Wahabi. Sebaliknya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan-peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek wisata. Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari.

Gerakan wahabi dimotori oleh para juru dakwah yang radikal dan ekstrim, mereka menebarkan kebencian, permusuhan dan didukung oleh keuangan yang cukup besar. Mereka gemar menuduh golongan Islam yang tak sepaham dengan mereka dengan tuduhan kafir, musyrik dan ahli bid’ah! Itulah tuduhan yang selalu disebar-luaskan pada setiap kesempatan, melalui radio, majallah, bulletin Jum’at dan bahkan TV – TV milik mereka. Mereka ogah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali kelompok mereka sendiri. Di negeri kita ini mereka menaruh dendam kesumat dan kebencian mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan meng-Islam-kan penduduk negeri ini.

Mereka mengatakan ajaran para wali itu masih kecampuran kemusyrikan Hindu dan Budha, padahal para Wali itu telah meng-Islam-kan 90 % penduduk negeri ini. Mampukah wahabi-wahabi itu meng-Islam-kan yang 10% sisanya? Mempertahankan yang 90 % dari terkaman orang kafir saja tak bakal mampu, apalagi mau menambah 10 % sisanya. Justru mereka dengan mudahnya mengkafirkan orang-orang yang dengan nyata bertauhid kepada Allah SWT. Jika bukan karena Rahmat Allah yang mentakdirkan para Wali Songo untuk berdakwah ke negeri kita ini, tentu orang-orang yang menjadi corong kaum wahabi itu masih berada dalam kepercayaan animisme, penyembah berhala atau masih kafir. (Naudzu billah min dzalik).

Oleh karena itu janganlah dipercaya kalau mereka mengaku-aku sebagai faham yang hanya berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Mereka berdalih mengikuti keteladanan kaum salaf apalagi mengaku sebagai golongan yang selamat dan sebagainya, itu semua omong kosong belaka. Mereka telah menorehkan catatan hitam dalam sejarah dengan membantai ribuan orang di Makkah dan Madinah serta daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekarang dinamakan Saudi). Tidakkah anda ketahui bahwa yang terbantai waktu itu terdiri dari para ulama yang sholeh dan alim, bahkan anak-anak serta balita pun mereka bantai di hadapan ibunya. Tragedi berdarah ini terjadi sekitar tahun 1805. Semua itu mereka lakukan dengan dalih memberantas bid’ah,padahal bukankah nama Saudi sendiri adalah suatu nama bid’ah” Karena nama negeri Rasulullah SAW diganti dengan nama satu keluarga kerajaan pendukung faham wahabi yaitu As-Sa’ud.

Sungguh Nabi SAW telah memberitakan akan datangnya Faham Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau SAW dalam memberitakan sesuatu yang belum terjadi. Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan lainnya. Diantaranya: “Fitnah itu datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana,” sambil menunjuk ke arah timur (Najed). (HR. Muslim dalam Kitabul Fitan)

“Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur (Gundul).” (HR Bukho-ri no 7123, Juz 6 hal 20748). Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu Hibban

Nabi SAW pernah berdo’a: “Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman,” Para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahai Rasulullah, beliau berdo’a: “Ya Allah, berikan kami berkah dalam negara Syam dan Yaman,” dan pada yang ketiga kalinya beliau SAW bersabda: “Di sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta di sana pula akan muncul tanduk syaitan.” Dalam riwayat lain dua tanduk syaitan.
read more

Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (6)


sekte Wahabi
Sebagai sekte yang di-create berdasarkan campur tangan non Muslim, penyimpangan dalam ajaran Wahabi yang tak hanya berdasarkan fatwa-fatwa Muhammad bin Abdul Wahab, tapi juga fatwa para ulamanya, seperti Syaikh Ali al-Kudhair, Syaikh ‘Aidh ad-Duwaisri, Syaikh Abdullah an-Najdi, dan Syaikh Nashir al-Fahd, luar biasa parahnya. Fatwa-fatwa itu bahkan cenderung nyeleneh dan berbahaya. Ini lah beberapa di antara fatwa-fatwa tersebut :

1. Fatwa Syaikh Ali al-Kudhair: Boleh berdusta dan bersumpah palsu demi agama (baca: Wahabi), khususnya bagi para da’i dan mubaligh.
2. Fatwa Syaikh ‘Aidh ad-Duwaisri: Boleh menipu Syi’ah dan orang-orang lain yang berfaham sesat (non Wahabi).
3. Fatwa Syaikh Sulaiman al-Kharasyi: Boleh merampok harta orang-orang sekuler, serta halal nyawa dan kehormatan mereka (persis seperti yang diyakini para teroris seperti Imam Samudera cs).
4. Fatwa Syaikh Ibnu Baz: Boleh menghancurkan website/situs seseorang atau lembaga tertentu, mencuri password dan memata-matai email demi dakwah Salafi Wahabi.
5. Fatwa Syaikh Ibnu Jibrin: Fatwa jihad terhadap Syi’ah dan wajib melaknat mereka.
6. Fatwa Dewan Fatwa Tetap (Lajnah Da’imah): Haram menabur bunga di atas makam (Ahlus Sunnah wal Jama’ah tidak melarang hal ini).
7. Fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin: Haram belajar bahasa Inggris.
8. Fatwa Syaikh Nashir al-Fahd: Haram bertepuk tangan, haram ucapan salam dan penghormatan dalam latihan militer.
8. Fatwa Syaikh Abdullah an-Najdi: Haram bermain bola sepak.
9. Fatwa Syaikh Hamud ibnu Aqla asy-Syu’aibi: Halal nyawa dan kehormatan Abdullah ar-Ruwaisyid, penyanyi Kuwait.
10. Fatwa Ulama-ulama Besar Saudi (Hai’ah Kibar al-‘Ulama): Haram game Pokemon dan sejenisnya bagi anak-anak.
11. Fatwa Syaikh Utsman al-Khamis dan Sa’d al-Ghamidi: Haram penggunaan internet bagi kaum wanita.

Selain fatwa-fatwa yang aneh, nyeleneh, dan tidak masuk akal, para ulama Wahabi juga memiliki ajaran dan pendapat yang bertentangan dengan ajaran Rasulullah Saw, para sahabat, dan para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Misalnya;
1. Dalam kitab karangan Abdullah Ibnu Zaid, ulama Wahabi, yang berjudul al-Iman bi al-Anbiya’i Jumlatan (Beriman Kepada Semua Kitab) disebutkan kalau Adam a,s. bukanlah nabi dan juga bukan rasul Allah.
2. Dalam buku al-Qaulu al-Mukhtar li Fana’i an-Nar karangan Abdul Karim al-Humaid, ulama Wahabi, disebutkan bahwa neraka tidak kekal dan orang-orang kafir tidak diazab selamanya di neraka karena akan dipindahkan ke surga.
3. Dalam buku kaum Wahabi yang berjudul Fatawa al-Mar’ah disebutkan bahwa menceraikan istri ketika haid tidak menyebabkan jatuhnya talak (padahal ‘ijma ulama mengatakan, seorang suami yang menceraikan istrinya ketika sang istri sedang haid, maka talaknya tetap sah dan si istri menjadi haram bagi suaminya).
4. Dalam buku berjudul Fatawa al-Mar’ah juga disebutkan bahwa perempuan tidak boleh menyetir mobil (‘Ijma ulama mengatakan, perempuan boleh mengendarai mobil selagi tidak ada fitnah dan tetap terjaga aurat serta kehormatannya).
5. Dalam buku berjudul Fatawa al-Mar’ah juga disebutkan bahwa suara wanita di sisi lelaki ajnabi (bukan mahram atau orang yang boleh dinikahi) adalah aurat yang haram untuk didengar suaranya. Dengan kata lain, wanita haram berbicara di sisi laki-laki (di zaman Rasulullah Saw, perempuan dapat bertanya langsung kepada beliau tentang urusan agama. Ini berarti, dalam Islam, tak apa-apa perempuan berbicara di sisi laki-laki).
6. Dalam buku Halaqat Mamnu’ah karangan Hisyam al-Aqqad, ulama Wahabi, disebutkan bahwa mengucap zikir la illaha ilallah sebanyak seribu kali adalah sesat dan musyrik (padahal dalam Al Qur’an surah al-Azhab ayat 41 Allah berfirman; “Wahai orang-orang yang beriman berzikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.”)
7. Ibnu Utssimin, ulama Wahabi, berkata; “Ziarah kubur bagi wanita adalah haram, termasuk dosa besar, meskipun ziarah ke makam Rasulullah.” (padahal dalam ajaran Islam tak ada larangan wanita melakukan ziarah kubur, termasuk menziarahi makam Rasulullah Saw).
8. Dalam buku at-Tahqiq wa al-Idhah li Katsirin min Masa’il al-Haj wa al-Umrah karangan Abdul Aziz ibnu Abdullah ibnu Baz disebutkan bahwa memotong jenggot, apalagi mencukurnya, hukumnya haram (padahal Islam tidak melarang memendekkan jenggot agar kelihatan rapih, bahkan dianjurkan, karena Allah SWT mencintai keindahan)
9. Ibnu Baz dalam majalah ad-Dakwah edisi 1493 Hijriyah (1995 Masehi) yang diterbitkan Saudi Arabiah menyatakan, haram bagi perempuan muslim mengenakan celana panjang, meskipun di depan suami dan celana panjang itu lebar serta tidak ketat (Islam tidak melarang wanita memakai celana panjang. Apalagi di hadapan suami).
10. Dalam kitab al-Ishabah, al-Juwaijati, imam Masjid Jami’ ar-Raudhah, Damaskus, Syiria, disebutkan, ketika berada di Masjid ad-Daqqaq, Damaskus, salah seorang ulama Wahabi mengatakan, shalawat kepada Rasulullah Saw dengan suara nyaring setelah adzan hukumnya sama seperti seorang anak yang menikahi ibu kandungnya (Islam tidak melarang umatnya bershalawat setelah adzan).
11. Ibnu Baz mengatakan, mengucapkan kalimat shadaqallahu al-adzim (maha Benar Allah dengan segala firman-Nya) setelah selesai membaca Al Qur’an adalah bid’ah sesat dan haram hukumnya (Islam justru menganggap baik mengucapkan kalimat itu karena mengandung pujian kepada Allah, dan sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al Qur’an surah Ali-Imran ayat 95 yang bunyinya; “Katakanlah shadaqallahu (Maha Benar Allah (dengan segala firman-Nya).”)

Dari beberapa contoh di atas jelas sekali terlihat kalau ajaran Wahabi telah keluar dari Islam karena terlalu banyak fatwa para ulama dan ajarannya yang tidak sejalan, bahkan bertolak belakang, dengan ajaran Islam. Maka benar pula lah sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitab Az-Zakah bab al-Qismah yang penggalan sabdanya berbunyi; “ … Mereka keluar dari agama Islam seperti anak panah tembus keluar dari (badan) binatang buruannya …” Subhanallah.

Tak ada yang abadi di dunia ini. Begitu pula dengan kejayaan Wahabi. Karena menganggap umat Islam selain pengikut ajarannya adalah kafir dan selalu memerangi, bahkan membunuhi umat Islam dengan dalih jihad fisabilillah, lambat laun antipati terhadap sekte ini meluas di seluruh wilayah Jazirah Arab, sehingga pada akhir abad 19 dakwah para ulama Wahabi tak laku lagi. Bahkan selalu dicerca dan dikecam.

Sadar kalau sektenya dalam bahaya, dengan didukung pemerintah Arab Saudi dan Inggris tentu saja, para ulama penerus Muhammad bin Abdul Wahab menggunakan jurus baru untuk tetap meng-eksiskan sekte ini di muka bumi. Apalagi karena sejarah Wahabi yang kelam dan kotor membuat tak sedikit pengikutnya yang menjadi risih setiap kali berhadapan dengan pengikut sekte Islam yang lain, terutama jika berhadapan dengan pengikut Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Dalam bukunya yang berjudul as-Syalafiyah Marhalah Zamaniyah Mubarokah La Madzhab Islami, Prof. Dr. Sa’id Ramadhan al-Buthi mengungkapkan, Wahabi mengubah strategi dakwahnya dengan mengganti nama menjadi Salafi karena mengalami banyak kegagalan dan merasa tersudut dengan panggilan Wahabi yang dinisbatkan kepada pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab. Oleh karena itu, sebagian muslimin menyebut mereka sebagai Salafi Palsu atau mutamaslif.

Menurut buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi, penggunaan nama Salafi untuk Wahabi, sehingga sekte ini sekarang dikenal dengan nama Salafi Wahabi, pertama kali dipopulerkan oleh salah seorang ulama Wahabi yang bernama Nashiruddin al-Albani, seorang ulama yang dikenal sangat lihai dalam mengacak-acak hadist, dan juga seorang ahli strategi. Hal ini diketahui berdasarkan dialog Albani dengan salah seorang pengikutnya, Abdul Halim Abu Syuqqah, pada Juli 1999 atau pada Rabiul Akhir 1420 Hijriyah.

Selain mengganti nama, sekte ini juga mengubah strategi dakwahnya dengan mengusung platform dakwah yang sekilas, jika tidak dipahami benar maksud dan tujuannya, terkesan sangat indah, terpuji dan agung, yakni “kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah”. Apa yang salah dengan platform ini? Gampang dijawab.

Wahabi adalah sekte dengan ajaran yang bahkan oleh para ulama pengikut mazhab yang empat, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali dianggap sebagai ajaran sesat. Pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab, adalah seorang pria arogan, kasar, dan telah dicuci otak oleh Kementerian Persemakmuran melalui salah seorang agen mata-matanya, Hempher, sehingga telah menyimpang jauh dari ajaran Islam. Ulama-ulamanya pun, termasuk Ibnu Taimiyah, mengeluarkan fatwa-fatwa yang ganjil, nyeleneh dan juga tidak sesuai dengan ajaran Islam. Lalu, bagaimana mereka dapat mengajak setiap Mukmin kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw yang dijabarkan dan dijelaskan para ulama dalam hadist? Al Qur’an dan Sunnah yang mana yang mereka maksud?? Ibnu Taimiyah sendiri, karena fatwa-fatwanya yang nyeleneh dan menyimpang dari Islam, ditangkap, disidang, di penjara di Damaskus, dan meninggal di penjara itu. Sejarah mencatat, sedikitnya ada 60 ulama, baik yang hidup di zaman Ibnu Taimiyah maupun yang sesudahnya, yang mengungkap kejanggalan dan kekeliruan fatwa-fatwa ulama Wahabi itu dan juga ajaran Wahabi.

Penggunaan nama salafi, sehingga kini Wahabi menjadi Salafi Wahabi pun wajib dipertanyakan, karena salafi merupakan sebuah bentuk penisbatan kepada as-salaf yang jika ditinjau dari segi bahasa bermakna orang-orang yang mendahului atau hidup sebelum zaman kita. Sedang dari segi terminologi, as-salaf adalah generasi yang dibatasi oleh sebuah penjelasan Rasulullah Saw dalam hadistnya; “Sebaik-baik manusia adalah (yang hidup) di masaku, kemudian yang mengikuti mereka (tabi’in), kemudian yang mengikuti mereka (tabi at-tabi’in).” (HR. Bukhari dan Muslim). Jadi, berdasarkan hadist ini, as-salaf adalah para sahabat Rasulullah Saw, tabi’in (pengikut Nabi setelah masa sahabat) dan tabi at-tabi’in (pengukut Nabi setelah masa tabi’in, termasuk di dalamnya para imam mazhab karena mereka hidup di tiga abad pertama setelah Nabi saw. wafat). Maka jangan heran jika dalam bukunya as-Syalafiyah Marhalah Zamaniyah Mubarokah La Madzhab Islami, Prof. Dr. Sa’id Ramadhan al-Buthi menyebut kalau sebagian muslimin menyebut Salafi Wahabi sebagai Salafi Palsu atau mutamaslif.

Yang juga perlu diwaspadai, kadangkala penganut ajaran Wahabi juga menyebut diri mereka Ahlus Sunnah, namun biasanya tidak diikuti dengan wal Jama’ah untuk mengkamuflasekan diri agar umat Islam yang awam tentang aliran-aliran/sekte-sekte/golongan-golongan dalam Islam, masuk ke dalam golongannya tanpa tahu sekte ini menyimpang, dan mengamini ajarannya sebagai ajaran yang benar. Karena itu penting bagi setiap Muslim untuk mempelajari sejarah agamanya, dan sekte-sekte yang berada di dalamnya.

***

Faham Salafi Wahabi masuk Indonesia pada awal abad 19 Masehi. Menurut buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi, faham sesat ini dibawa oleh segelintir ulama dari Sumatera Barat yang bersinggungan dengan sekte ini ketika sedang menunaikan ibadah haji di Mekah.

Namun demikian, para ulama ini tidak menelan mentah-mentah ajaran Wahabi, melainkan hanya mengambil spirit pembaharuannya saja. Buku karya Syaikh Idahram itu bahkan menyebut, spirit yang diambil ulama Sumatera Barat dari faham Wahabi kemudian menjelma menjadi gerakan untuk melawan penjajah Belanda yang berlangsung pada 1803 hingga sekitar 1832 yang kita kenal dengan nama gerakan Kaum Padri dimana salah satu tokohnya adalah Tuanku Imam Bonjol. Gerakan ini tidak sekeras dan sekaku Wahabi karena dikulturisasi dengan budaya lokal, sehingga mudah diterima masyarakat.

Berkembangnya Wahabi di Indonesia sempat membuat sejumlah tokoh Islam kerepotan karena dituding sebagai pengikut sekte ini. Mereka yang sempat dicap sebagai Wahabisme adalah Syaikh Ahmad Surkati (pendiri al-Irsyad al-Islamiyah), KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), dan Abdul Munir Mulkhan (cendekiawan Muhammadiyah yang juga guru besar UIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta), namun semua ini terbantahkan, karena KH. Ahmad Dahlan seorang sufi. Bahkan untuk membantah tuduhan bahwa ia penganut Wahabi, Syaikh Ahmad Surkati menulis begini; “Tangan saya gemetar ketika menulis bantahan ini. Bukan karena saya takut terhadap gerakan yang keras itu, melainkan karena saya memang tidak mengetahui, apalagi mengikutinya.”

Masih menurut buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi, pada 1995 Wahabi mulai memiliki media cetak di Indonesia dengan terbitnya Majalah Salafi yang dibidani Ja’far Umar Thalib dan kawan-kawan. Ja’far Umar Thalib juga kita ketahui sebagai Panglima Laskar Jihad.

Saat ini Wahabi telah terpecah menjadi dua faksi, yakni Salafi Yamani dan Salafi Haraki. Selain berjenggot dan mengenakan celana yang menggantung di atas tumit, para pengikut Wahabi dapat dikenali dari ciri-ciri sebagai berikut :

1. Selalu menggerak-gerakkan jari telunjuk naik turun saat tasyahhud awal maupun akhir (padahal Rasulullah Saw tidak pernah melakukan hal ini, karena seperti dijelaskan para ahli fikih, yang dimaksud menggerakkan jari telunjuk saat tasyahhud adalah dari kondisi tangan menggenggam, telunjuk digerakkan hingga menunjuk ke depan (isyarah). Hanya itu, dan tidak digerak-gerakkan terus menerus. Apa yang dilakukan pengikut Wahabi adalah bid’ah)
2. Sesuai doktrin sekte ini, pengikutnya diberikan penggambaran bahwa seperti halnya manusia, Allah SWT juga memiliki wajah, dua mata, mulut, gigi, dua tangan lengkap dengan telapak tangan dan jari-jemari, dada, bahu, dan dua kaki yang lengkap dengan telapak kaki dan betis. Allah berupa seorang pemuda berambut gelombang dan berpakaian merah. Allah duduk di atas Arasy seperti layaknya manusia duduk di kursi. Dia berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dan turun dari langit yang satu ke langit yang lain. Jika Allah duduk di Arasy, maka akan terdengar suara mengiuk seperti bunyi pelana kursi unta yang baru diduduki (doktrin ini mirip doktrin dalam Kristen, dimana Isa a.s yang dianggap sebagai anak Tuhan merupakan seorang pemuda dengan rambut bergelombang dan berselendang merah).
3. Pengikut sekte ini memiliki didoktrin bahwa tauhid dibagi tiga, yakni tauhidUlûhiyyah, tauhid Rubûbiyyah, dan tauhid al-Asmâ’ Wa ash-Shifât , sehingga diyakini bahwa Abu Jahal dan Abu Lahab lebih baik, lebih bertauhid, dan lebih ikhlas dalam beriman kepada Allah SWT daripada umat Islam (padahal dalam Al Qur’an kedua tokoh ini justru dilaknat Allah SWT).
4. Selalu berbeda dalam menentukan hari-hari penting. Misalnya, berpuasa hanya 28 hari di bulan Ramadhan (Ahlus Sunnah wal Jama’ah 29 atau 30 hari), dan pada 1419 Hijriyah (1999 Masehi) menetapkan bahwa waktu wukuf di Arafah bagi jemaah haji pada 17 Maret, padahal para ahli falak berdasarkan hilal menetapkan bahwa waktu wikuf pada 18 Maret.
5. Sangat kaku dan sangat letterlijk (terlalu harfiah) dalam memahami ayat-ayat Al Qur’an dan hadist (padahal Islam sangat fleksibel. Apalagi karena Islam diturunkan Allah sebagai rahmatan lil alamin).
6. Mengkafirkan umat Islam yang tidak sepaham, dan mudah menuding apa yang dilakukan umat Islam sebagai bid’ah dan musyrik, seperti misalnya melakukan ziarah kubur dan mengucapkan “shadaqallahu al-adzim” setelah membaca Al Qur’an.
read more

Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (5)

Sebagai sekte yang di-create negara penjajah, karakter sekte Wahabi juga tidak berbeda dengan Inggris. Apalagi karena selain ajaran sekte ini jauh menyimpang dari ajaran Islam, juga karena ketika masih berada di Uyainah dan dalam perlindungan Hempher, Muhammad bin Abdul Wahab sempat berjanji kepada Hempher bahwa jika sektenya telah berdiri, ia akan melaksanakan semua isi skema enam paragraph Kementerian Persemakmuran.

Sejarah mencatat, demi meluaskan pengaruh dan menyebarkan sekte Wahabi, juga melaksanakan isi skema enam paragraph Kementerian Persemakmuran, duet Kerajaaan Arab Saudi dan Muhammad bin Abdul Wahab melakukan ekspansi dan penyerangan kemana-mana, dan terjadilah seperti apa yang diinginkan Inggris untuk menghancurkan Islam, yakni pertumpahan darah dimana-mana yang seluruh korbannya adalah orang Islam. Duet ini tidak pernah mengusik orang Yahudi dan Kristen yang datang ke negeri-negeri di sekitar mereka untuk menjajahnya. Sekali lagi, subhanallah, benarlah sabda Rasulullah Saw seperti diriwayatkan Muslim pada Kitab Az-Zakah, bab al-Qismah, yang penggalannya berbunyi; “ … Mereka memerangi orang Islam dan membiarkan para penyembah berhala …”

Penyerangan-penyerangan dan pembunuhan-pembunuhan tersebut diakui sendiri oleh para tokoh Wahabi dan bahkan tercantum dalam buku-buku sejarah resmi sekte ini, seperti buku Ad-Durar as-Saniyyah fi al-Ajwibah an-Najdiyah yang disusun Abdurrahman ibnu Muhammad ibnu Qasim al-Ashimi al-Qathani an-Najdi yang merupakan kumpulan risalah dan makalah ulama-ulama Najd dari sejak zaman Muhammad bin Abdul Wahab hingga saat ini. Wilayah yang diserang hingga penduduk muslimnya tewas bergelimang darah di antaranya Mekah, Thaif, Madinah, Riyad, Qatar, Bashrah, Karbala, Nejef, Qum, Omman, Kuwait, dan Syam, dan mereka bangga pada tindakannya yang radikal dan tidak sesuai dengan akidah Islam tersebut.

Pertumpahan darah ini mulai terjadi setelah duet Muhammad bin Abdul Wahab dan emir Saudi Muhammad bin Sa’ud mengobarkan semangat jihad terhadap siapapun yang memiliki pemahaman tauhid yang berbeda dengan sekte Wahabi, karena menurut mereka, Muslim non Wahabi adalah kafir, sehingga harus digerebek, dirazia, bahkan dibunuh. Ini terjadi pada 1746 Masehi (1159 Hijriyah). Dalam lima belas tahun sejak jihad dikobarkan, Wahabi berhasil menguasai sebagian besar wilayah Jazirah Arab, termasuk Najd, Arabia tengah, ‘Asir, dan Yaman. Setelah Muhammad bin Abdul Wahab meninggal pada 1791 Masehi (1206 Hijriyah), jihad diteruskan oleh para pengikutnya dan penerus Muhammad bin Sa’ud.

Karbala diserang pada 1802 Masehi (1216 Hijriyah) dengan mengerahkan 12.000 pasukan. Salah satu kota kaum Syi’ah di Irak ini dikepung, penduduknya dibunuh, makam Imam Husein (putra Ali bin Abi Thalib yang juga cucu Rasulullah Saw) dijarah. Versi ulama menyebutkan, penduduk Karbala yang terbunuh dalam peristiwa ini mencapai 5.000 jiwa, sedang versi Wahabi menyebut hanya 2.000 jiwa.

Thaif diserang pada bulan Dzulqa’idah tahun 1217 Hijrah (1803 Masehi). Ketika peristiwa terjadi, sebenarnya antara pemerintahan as-Syarif Ghalib, gubernur kota Mekah yang memerintah kota itu, dengan Wahabi telah terjalin kesepakatan damai, namun Wahabi melanggarnya. Ribuan penduduk kota ini tewas dan para ulamanya dipaksa untuk mengikuti sekte Wahabi di bawah todongan senjata. Ulama yang setuju, selamat, namun yang menolak dibunuh. Mereka juga merampas apa saja yang berharga dari kota itu.

Tentang serangan ke Thaif ini, ulama Mekah al-Mukaramah bermazhab Syafi’i, Ahmad ibnu Zaini Dahlan dalam kitab Umara ul-Baladil Haram yang ditulisnya, menyatakan begini; “Ketika memasuki Thaif, Wahabi membunuh semua orang, termasuk orang tua renta, anak-anak, tokoh masyarakat dan pemimpinnya, membunuh golongan syarif (ahlul bait), dan rakyat biasa. Mereka menyembelih hidup-hidup bayi-bayi yang masih menyusu di pangkuan ibunya, membunuh umat Islam di dalam rumah-rumah dan kedai-kedai kecil. Apabila mereka mendapati satu jama’ah umat Islam mengadakan pengajian Al Qur’an, maka mereka segera membunuhnya hingga tiada lagi yang tertinggal. Kemudian mereka memasuki masjid-masjid dan membunuhi orang-orang yang sedang ruku’ dan sujud, merampas uang dan hartanya, menginjak-injak mushaf Al Qur’an, dan juga menginjak-injak kitab Bukhari, Muslim, kitab fikih, nahwu, dan kitab-kitab lainnya. Kitab-kitab itu kemudian disobek-sobek, dan serpihannya disebarkan di jalan-jalan dan gang-gang. Mereka merampas harta orang-orang Islam, lalu membagikannya di antara mereka, seperti pembagian ghanimah (harta pampasan perang) dari orang kafir.”

Soal serangan ke Mekah, para ahli sejarah berbeda versi tentang tahun kejadiannya. Abdullah bin Asy-Syarif Husain menyebut kalau penyerangan terjadi pada 1218-1219 Hijriyah (1803-1804 Masehi), namun Utsman ibnu Abdullah ibnu Bisyr al-Hanbali An-Najdi menyebut pada 1220 Hijriyah (1805 Masehi). Namun yang pasti, penyerangan terjadi persis pada musim haji, karena umat Muslim yang sedang menunaikan ibadah haji memang merupakan sasaran utamanya. Dalam penyerangan ini, ribuan Muslim yang sedang menunaikan ibadah haji tewas. Penduduk juga diserang. Mereka ada yang langsung dibunuh, namun ada juga yang disiksa dahulu, baru dibunuh. Bahkan ada yang dimutilasi dalam keadaan masih hidup. Yang lebih sadis, selain merampas harta penduduk, pasukan Wahabi juga menyandera anak-anak dan baru dibebaskan setelah ditebus orangtuanya.

Mekah diduduki Wahabi selama sekitar enam tahun. Pada periode ini, Mekah benar-benar dalam masa kegelapan karena selain penduduk kota ini tak dapat lagi menjalankan syariat Islam dan harus mengikuti paham Wahabi, juga karena mushaf-mushaf Al Qur’an dibakar, kitab-kitab hadist dibakar, bahkan bangunan-bangunan bersejarah dan makam dihancurkan. Penduduk juga dilarang merayakan Maulid Nabi dan membaca barzanzi. Korban terus bertambah karena kezaliman Wahabi membuat penduduk yang masih hidup mengalami bencana kelaparan hebat karena semua harta yang mereka miliki, telah dirampas.

Madinah diserang pada akhir bulan Dzulqa’idah 1220 H, tak lama setelah Mekah dihancurkan. Dalam serangan ini bukan hanya penduduk dibunuhi dan hartanya dirampas, namun rumah Rasulullah Saw pun digerebek dan semua barang berharga di rumah itu dirampas, termasuk lampu dan tempat air yang terbuat dari emas dan perak berhiaskan permata dan zamrud. Sejumlah ulama di kota ini, seperti Shaikh Islmail al-Barzanji dan Shaikh Dandrawi melarikan diri. Pasukan Wahabi juga menghancurkan semua kubah di Pemakaman Baqi, termasuk kubah makam para Ahlul Baits yang terdiri dari istri-istri Nabi Saw dan keturunannya. Pasukan zalim ini bahkan sempat mencoba memusnahkan kubah makam Rasulullah saw, namun begitu melihat di kubah tersebut terdapat lambang bulan sabit yang mereka sangka terbuat dari emas murni, mereka mengurungkannya.

Puas membuat kerusakan, Pasukan Wahabi meninggalkan Madinah yang telah mereka ubah laksana kota mati yang luluh lantak.

***

Pasukan Wahabi menyerang Uyainah pada bulan Rajab 1163 Hijriah (1750 Masehi). Penduduk dan emir kota itu, Utsman ibnu Hamad ibnu Mu’ammar, dibunuh saat baru saja selesai sholat Jum’at dan masih berada di dalam masjid. Rumah-rumah dihancurkan, ladang-ladang dibakar, semua harta berharga dirampas, dan para wanita dijadikan budak belian.

Tak sampai di situ, Muhammad bin Abdul Wahab bahkan menakut-nakuti penduduk yang melarikan diri agar jangan membangun lagi kota mereka hingga selama 200 tahun dengan alasan, jika sebelum 200 tahun rumah-rumah kembali didirikan di Uyainah, maka Allah SWT akan mengirimkan jutaan belalang untuk meluluhlantakkannya. Ini tentu saja kebohongan belaka. Yang lebih mengiris hati, berdasarkan buku Tarikh Najd, sebuah buku tentang sejarah Saudi yang dikeluarkan oleh kerajaan Arab Saudi, diketahui kalau penyerangan terhadap Unaiyah dilakukan karena Wahabi menganggap penduduk kota itu kafir. Na’uzubillahiminzalik!

Riyad diserang pasukan Wahabi pada 1187 Hijriyah (1774 Masehi). Semua bangunan di kota ini dirusak dan dihancurkan, termasuk bangunan observatorium dan menara. Penduduknya, baik perempuan maupun laki-laki, anak-anak maupun orang dewasa, dibunuh. Selama beberapa hari, Riyad diduduki, dan begitu kota ini ditinggalkan, mereka membawa harta rampasan yang amat banyak.

Kuwait diserang hingga tiga kali. Pertama pada 1205 Hijriyah (1790 Masehi), kedua pada 1213 Hijriyah (1798 Masehi), dan ketiga pada 1223 Hijriyah (1808 Masehi). Seperti halnya serangan pada kota-kota yang lain, bangunan-bangunan di negara kaya minyak ini pun dirusak dan dihancurkan, dan rakyatnya dibunuhi. Kabilah-kabilah di Kuwait dan Bahrain yang menolak membayar jizyah (padahal jizyah hanya dikenakan kepada orang-orang kafir yang dilindungi), diserang habis-habisan. Pada buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi tertulis, serangan Wahabi terhadap Kuwait ini didukung Inggris karena kala itu Kuwait masih berada di bawah pemerintahan Khlaifah Islam Turki ‘Utsmani, sehingga serangan Wahabi ini menimbulkan perang besar yang dikenal dengan nama Peperangan al-Hamdh.

Pada 1338 Hijriyah (1920 masehi), Wahabi lagi-lagi menyerang Kuwait sehingga perang kembali pecah dan dikenal dengan nama Perang al-Jahra. Dalam kejadian ini, ulama Kuwait Syaikh Salim ash-Shabbah nyaris saja tertawan, namun berhasil diselamatkan pasukan Ibnu Thawalah dari Kabilah Syammar dan al-Ujiman. Korban tewas dari tentara dan penduduk sipil Kuwait mencapai ribuan orang.

Pada 1341 Hijriyah (1921 Masehi), pasukan Wahabi yang sebagian besar merupakan tentara kerajaan Arab Saudi, menghadang sekitar 1.000 orang penduduk Yaman yang sedang dalam perjalanan menuju Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Penghadangan dilakukan di lembah Tanumah. Dalam kejadian ini, hanya dua orang yang berhasil melarikan diri karena yang lainnya tewas. Kerajaan Arab Saudi meminta maaf kepada pemerintah Yaman dan berdalih kalau pihaknya mengira rombongan jemaah haji itu adalah jamaah dari Hijaz yang membawa senjata. Namun setelah para ulama melakukan penelitian, diketahui kalau pembunuhan itu memang dilakukan dengan sengaja. Peristiwa ini diabadikan ahli sejarah Dr. Muhammad Awadh al-Khatib dalam buku berjudul Shafahat min Tarikh al-Jazirah al-Arabiyah yang ditulisnya.

Pada 1408 Hijriyah (1986 Masehi) jemaah haji Iran meneriakkan yel-yel yang mengkritik Amerika dan sekutu-sekutunya sambil berjalan menuju Masjidil Haram untuk menunaikan shalat berjamaah, umrah, dan thawaf. Yel-yel yang diteriakkan bunyinya begini; “Kematian untuk Amerika, kematian untuk Rusia, kematian untuk Israel! Wahai umat Islam, bersatulah!” Aksi jamaah haji Iran ini menarik perhatian jemaah haji dari negara lain, dan sebagian dari mereka ikut meneriakkan yel-yel tersebut. Ketika mereka telah mendekati Masjidil Haram, tentara Saudi Arabia menghadang dan menembaki mereka dengan membabi-buta. Sebanyak 329 jemaah haji tewas dan ribuan luka-luka. Pembantaian ini dilakukan karena pemerintah Arab Saudi tak suka negara-negara sekutunya dikecam dan dikritik.

Wahabi benar-benar melaksanakan seluruh isi skema enam paragraf Kementerian Persemakmuran tanpa menyadari kalau kebrutalan mereka membuat sekte mereka tak ubahnya bagai organisasi teroris yang menimbulkan kerusakan dan kematian di mana-mana. Apalagi karena setiap kali melakukan penyerangan, pembunuhan, dan perampasan harta sesama Muslim, sekte ini mendalihkannya sebagai tindakan jihad fisabilillah dan demi menegakkan ajarannya di muka bumi. Sama seperti yang diyakini para teroris saat ini, termasuk Imam Samudera cs. Sekte ini seperti tak kunjung menyadari kalau mereka diperalat oleh orang-orang kafir yang sesungguhnya (baca; Inggris) untuk menghancurkan Islam dan menyeret diri mereka sendiri ke dalam kekafiran.

Jika kita membaca buku-buku yang berkaitan dengan Wahabi, kita akan menemukan lebih banyak lagi kejahatan yang dilakukan sekte ini terhadap umat Islam, karena yang diserang bukan hanya kota-kota, negara-negara, serombongan orang, tapi juga pribadi-pribadi muslim, khususnya para ulama.

Mengutip dari buku Sejarah Berdarah Sekte Wahabi, sejak awal perkembangannya yang dimulai pada 1738, Wahabi telah melakukan kejahatan dengan membunuhi para ulama yang menentang ajarannya, terutama ulama-ulama di kota-kota yang menjadi target penyebaran ajaran sekte ini, seperti Thaif, Mekah, Madinah, Ahsaa, Karbala, Yaman, dan Syam. Ulama yang dibunuh di antaranya ;
1. Syaikh Abdullah az-Zawawi, ulama yang juga mufti Mekah al-Mukaramah yang bermazhab Syafi’i. Ulama ini dibunuh di rumahnya dengan cara disembelih.
2. Syaikh Ja’far asy-Syaibi, dibunuh oleh komandan tentara Wahabi pada 1217 Hijriyah (1802 Masehi).
3. Tiga ulama dari Kabilah Umar ibnu Khalid, dibunuh pada 1838 saat sedang dalam perjalanan menuju Ahsaa.
read more

Islam Garis Keras, Imperialisme dan Wahabi (4)

Hempher menerima pesan dari Kementerian Persemakmuran di London agar ia segera meninggalkan Bashrah dan berangkat menuju Karbala dan Najf, dua kota yang kala itu, pada abad 18 Masehi, menjadi pusat ilmu pengetahuan dan spiritual yang paling populer di kalangan Syi’ah. Hempher sebenarnya enggan berangkat karena saat perintah datang, Muhammad bin Abdul Wahab yang dianggapnya sebagai pemuda bodoh dan tak bermoral, masih perlu didorong untuk segera merealisasinya berdirinya sekte Wahabi, namun karena tugas tak bisa ditentang, ia berpamitan kepada Muhammad bin Abdul Wahab, dan berangkat ke Karbalah dan Najf.

Namun seperti diakui Hempher dalam buku Catatan Harian Seorang Mata-mata dan Persekongkolan Menghancurkan Islam, setelah ia pergi, Kementerian Persemakmuran tidak melepaskan Muhammad bin Abdul Wahab begitu saja, melainkan terus membina untuk menyesatkannya. Orang yang ditugaskan untuk terus ‘menempel’ kepada Muhammad bin Abdul Wahab di antaranya adalah Shafiyyah, wanita Kristen yang dinikahi Muhammad bin Abdul Wahab dengan cara nikah mut’ah; Abdul Karim, seorang agen mata-mata yang ditugaskan Kementerian Persemakmuran di distrik Jelfah dan Isfahan; dan Aisyah, seorang wanita Yahudi yang juga bekerja untuk Kementerian Persemakmuran yang tinggal di Syiraz. Bukti atas hal ini diutarakan Menteri Persemakmuran kepada Hempher, ketika Hempher menyampaikan kekhawatirannya kalau setelah ia tinggalkan, Muhammad bin Abdul Wahab akan mencampakkan apa yang telah ia tanamkan ke dalam dirinya, dan bahkan mungkin saja akan mempelajari ajaran Islam yang benar. Kata Menteri; “Jangan khawatir. Dia belum mencampakkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang kautanamkan kepadanya. Mata-mata dari Kementerian kita berjumpa dengannya di Isfahan dan melaporkan bahwa dia belum berubah fikiran.”

Bukti lain adalah keterangan Abdul Karim kepada Hempher ketika mereka bertemu. Kata Abdul Karim, Muhammad bin Abdul Wahab bahkan kembali menikahi Shafiyyah secara mut’ah untuk selama dua bulan, dan kemudian menikahi Aisyah dengan cara yang sama, yakni nikah mut’ah.

Setelah menyelesaikan tugas di Karbalah dan Najf, Hempher mendapat cuti selama satu bulan, dan masa cuti ini dimanfaatkan untuk berkumpul bersama anak dan istrinya di London. Selesai cuti, Kementerian Persemakmuran menugaskannya untuk kembali ke Irak dan menemui Muhammad bin Abdul Wahab karena orang tolol ini sangat pas dan cocok untuk mewujudkan tujuan-tujuan kementerian, yakni memecah-belah Islam, melemahkannya, dan menguasai negerinya. Sekretaris Kementerian Persemakmuran bahkan memberitahu kalau mata-mata mereka di Isfahan telah bicara terus terang kepada Muhammad bin Abdul Wahab tentang apa yang diinginkan pemerintah Inggris darinya, dan Muhammad bin Abdul Wahab telah menyatakan bersedia memenuhi keinginan itu asal syarat-syarat yang diajukannya, dipenuhi. Syarat-syarat dimaksud adalah diberi dukungan uang dan senjata untuk melindungi diri dari negara dan ulama-ulama yang pasti akan menyerangnya sebagai akibat dari sekte yang ia dirikan, dan Kementerian telah menyetujui syarat-syarat tersebut.

Hempher senang sekali, sehingga karena takut misi ini akan gagal ia laksanakan, ia meminta arahan tentang apa yang pertama-tama harus ia lakukan, dan Sekretaris Kementerian menyodorkannya skema sebanyak enam paragraph yang harus dipatuhi. Inilah skema enam paragraph itu:

1. Muhammad bin Abdul Wahab harus menyatakan semua orang Muslim yang tidak sejalan dengannya adalah orang-orang kafir, dan memaklumkan bahwa halal hukumnya membunuh mereka, merampas harta mereka, menodai dan mencemarkan nama kehormatan mereka, memperbudak pria-pria mereka, menjadikan wanita-wanita mereka sebagai gundik, dan menjual mereka di pasar-pasar budak.

2. Muhammad bin Abdul Wahab harus menyatakan bahwa Ka’bah adalah berhala dan karenanya harus dihancurkan, menghapus haji, memprovokasi berbagai suku agar menggerebek jemaah haji, merampas harta milik mereka, dan membunuhnya.

3. Muhammad bin Abdul Wahab harus berusaha membuat kaum Muslimin tidak mematuhi dan tidak mentaati khalifah. Ia juga harus memprovokasi mereka agar memberontak terhadap khalifah, harus mempersiapkan pasukan untuk pemberontakan tersebut, dan mengeksploitasi setiap peluang dan kesempatan untuk menyebarkan keyakinan bahwa sangatlah perlu memerangi kaum bangsawan Hijaz dan menghinakan mereka.

4. Muhammad bin Abdul Wahab harus menyatakan bahwa berbagai mausoleum atau tempat pemakaman, kubah dan berbagai tempat suci di negara-negara Muslim adalah berhala, penuh kemusyrikan, dan karenanya harus dihancurkan. Ia harus berusaha sebaik mungkin mencari kesempatan untuk menghina dan melecehkan Nabi Muhammad Saw, khalifah-khalifah, dan juga para ulama terkemuka dari berbagai mazhab.

5. Muhammad bin Abdul Wahab harus sekuat tenaga memicu timbulnya pemberontakan, penindasan, dan anarki di negara-negara Muslim.

6. Muhammad bin Abdul Wahab harus berusaha menerbitkan sebuah Mushaf Al Qur’an yang mengalami perubahan, baik ditambah maupun dikurangi, sebagaimana halnya hadist-hadist Nabi Saw.

Sekretaris Kementerian meminta Hempher agar tidak panik dalam melaksanakan program raksasa ini, karena tugasnya dan tugas Kementerian Persemakmuran hanyalah menebar dan menyemai benih-benih penghancuran Islam, dan apa yang mereka lakukan saat ini akan dituntaskan oleh generasi-generasi setelah mereka.

“Pemerintah Inggris sudah terbiasa bersabar dan melangkah maju setahap demi setahap. Bukankah Nabi Muhammad, sang pemimpin besar revolusi Islam, juga manusia biasa? Dan Muhammad bin Abdul Wahab yang sudah kita kuasai berjanji menuntaskan ‘revolusi’ kita seperti halnya Nabi panutannya,” imbuh sang Sekretaris Kementerian.

Beberapa hari kemudian Hempher kembali ke Irak untuk melaksanakan tugasnya.

***

Hempher mendatangi rumah Abdur Ridha, dan tukang kayu itu menyambutnya dengan hangat seperti layaknya bertemu teman lama. Abdur Ridha bahkan memberi tahu kalau Muhammad bin Abdul Wahab pernah menitipkan surat untuk Hempher, dan surat itu diberikan kepadanya.

Dalam surat itu, Muhammad bin Abdul Wahab memberi tahu kalau ia meninggalkan kampung halamannya, Najd, dan bermukim di Uyainah. Hempher segera menyusul dan menemui orang binaannya itu di sana. Tubuh Muhammad bin Abdul Wahab kurus, dan pemuda itu juga mengaku telah menikahi salah seorang anak kerabatnya yang bermukim di kota itu.

Soal kepindahan Muhammad bin Abdul Wahab ke Uyainah, berdasarkan paparan dalam buku Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi diketahui kalau tak lama setelah berpisah dengan Hempher, pada 1143 (1730 M) Muhammad bin Abdul Wahab pulang ke Huraimila, desa kelahirannya di Najd, dan langsung berdakwah. Namun dakwahnya yang bertentangan dengan ajaran Sunni, seperti menganggap ajaran Sunni lebih banyak bersifat bid’ah dan menganggap orang-orang yang tidak sepemikiran dengannya adalah kafir, ditentang keras tak saja oleh masyarakat Huraimila dan para ulama Najd, tapi juga oleh keluarganya. Bahkan karena dakwahnya yang dianggap sesat, Muhammad bin Abdul Wahab bertengkar hebat dengan ayahnya, dan sempat akan dibunuh penduduk Huraimila. Saat bertengkar, ayah Muhammad bin Abdul Wahab berkata begini kepada penduduk Huraimila; “Kalian akan melihat kejahatan yang akan dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahab. Allah menakdirkannya yang akan terjadi pasti terjadi!”

Karena tak dapat berdakwah di Huraimila, Muhammad bin Abdul Wahab melarikan diri ke kota Uyainah dan mendekati emir (walikota) di kota tersebut untuk mendapatkan perlindungan. Ia juga menikahi seorang gadis dari salah seorang kerabatnya. Kepada Hempher, Muhammad bin Abdul Wahab mengatakan kalau ia akan berhenti berdakwah, namun Hempher memberinya semangat. .

“Kukatakan kepadanya bahwa perjuangan Nabi Muhammad Saw untuk mensyiarkan Islam jauh lebih berat dan lebih menderita dari apa yang engkau alami. Engkau tahu, inilah jalan kehormatan dan kemuliaan. Seperti seorang revolusioner lainnya, engkau harus tangguh dan tahan banting!” kata Hempher seperti dikutip dari buku Persekongkolan Menghancurkan Islam.

Untuk tidak menimbulkan kecurigaan penduduk Uyainah atas kehadirannya di sisi Muhammad bin Abdul Wahab, Hempher dan Muhammad bin Abdul Wahab sepakat untuk membohongi penduduk dengan mengatakan kalau Hempher adalah budak Muhammad bin Abdul Wahab yang baru saja kembali setelah melakukan perjalanan ke suatu tempat. Sedang untuk melancarkan dakwah orang yang ia bina untuk menghancurkan Islam tersebut, serta untuk mengamankannya dari serangan-serangan yang dapat terjadi seperti yang dialami Muhammad bin Abdul Wahab di Desa Huraimila, Hempher menyewa sejumlah agen mata-mata yang juga dimanfaatkan untuk berpura-pura menjadi para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab. Hempher menargetkan, dalam dua tahun sekte yang dipimpin Muhammad bin Abdul Wahab, atau sekte Wahabi, sudah dapat diumumkan kepada masyarakat luas.

Kekhawatiran Hempher terbukti. Dakwah Muhammad bin Abdul Wahab ditentang juga oleh masyarakat Uyainah, sehingga Muhammad bin Abdul Wahab, juga Hempher, terpaksa meninggalkan kota itu dan mengungsi ke Dir’iyah yang terletak di sebelah timur kota Najd. Dir’iyah adalah wilayah dimana Musailamah al-Kadzdzab yang mengaku-ngaku sebagai nabi ketika Rasulullah Saw masih hidup, tinggal. Dari wilayah ini juga gerombolan kaum ‘murtaddin’ menyerang kota Madinah setelah Rasulullah Saw wafat.

Sadar bahwa perjuangan Muhammad bin Abdul Wahab mendirikan sekte Wahabi memang tak mudah, Hempher menghubungi Kementerian Persemakmuran dan meminta bantuan. Kementerian turun tangan dengan melobi Muhammad bin Sa’ud, emir Dir’iyah agar mau melindungi dan bergabung dengan Muhammad bin Abdul Wahab. Muhammad bin Sa’ud setuju. Maka terjalinlah kerja sama yang saling menguntungkan antara Amir Dir’iyah itu dengan Muhammad bin Abdul Wahab, sehingga dalam sekejap mata Muhammad bin Abdul Wahab mendapat pengikut yang amat banyak, dan pada 1738 Masehi, sekte Wahabi dimaklumkan (dideklarasikan).

Berkat Inggris, kekuasaan Muhammad bin Sa’ud sebagai seorang emir, meluas. Bahkan kemudian, pada 1744 Masehi, menjadi sebuah negara yang saat ini kita kenal dengan nama Saudi Arabia (nama ini diambil dari nama keluarga Muhammad bin Sa’ud, yakni Ali Sa’ud yang berarti keluarga Saudi). Dir’iyah dijadikan sebagai ibukotanya, dan Muhammad Sa’ud menjadi emir (penguasa)-nya. Sedang Muhammad bin Abdul Wahab diangkat sebagai imamnya. Berdasarkan kitab Tarikh Ali Sa’ud karya Ustadz Nashir as-Sa’id diketahui kalau Muhammad bin Sa’ud dapat dilobi Kementerian Persemakmuran, karena keluarga Muhammad bin Sa’ud berdarah Yahudi Arab, dan kita tahu Inggris termasuk salah satu negara di dunia yang dikuasai Yahudi melalui Zionis Internasional dengan Freemasonry sebagai salah satu anasirnya.

Ada dua keuntungan yang didapat Inggris dari peristiwa ini. Pertama, berhasil mendirikan sekte baru untuk memecah-belah Islam, dan dapat menyedot limpahan kekayaan negara yang terkandung dalam bumi Arab Saudi, khususnya cadangan minyak buminya. Hingga kini Saudi Arabia masih menjadi salah satu negara di Timur Tengah yang memiliki ‘hubungan sangat baik’ dengan Inggris , dan menganut paham Wahabi.
read more
Design by Faham Wahabi Visit Original Post Ahlus Sunnah Wal Jama'ah